KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia tentang Kalimat Efektif. Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan Bahasa secara meluas.
Dalam menyelesaikan Makalah ini,
Kami telah banyak mendapatkan bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan banyak terima kasih
kepada :
1.
Ibu Nur Jamilah
selakau
Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang
telah memberikan tugas mengenai makaliah
ini sehingga pengetahuan kami dalam penulisan Makalah ini semakin bertambah.
2.
Kedua orang tua kami, yang
senantiasa memberikan do’a serta dukungan baik moril maupun materil.
3.
Teman-teman kami yang telah
memberikan semangat dan dukungan sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini.
4.
Pihak-pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu, yang turut membantu penyusunan Makalah ini.
Kami menyadari dalam penulisan
Makalah ini masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun penyusunan. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki
kesalahan dimasa yang akan datang.
Balikpapan,
6 April 2013
Tim penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang..............................................................................
3-4
I.2.
Rumusan Masalah............................................................................... 4
I.3.
Manfaat Makalah.............................................................................. 4
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
Pengertian Kalimat Efektif .................................................................. 5
II.2
Ciri-Ciri dan Contoh Kalimat Efektif .................................................. 5-9
II.3 Jenis
Kesalahan dalam Menyusun Kalimat
Efektif dan Pembetulannya................................................................... 9-11
II.4 Hal
yang Mengakibatkan Suatu Tuturan
Menjadi Kurang Efektif.................................................................. .... 11-14
II.5
Pengertian dan Contoh Kalimat Turunan ........................................ .... 14 -15
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan.................................................................................. 16
III.2. Saran............................................................................................... 16-17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 18
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan
manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu
berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau
penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara
jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima
oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik
disebu tdengan kalima tefektif.
Kalimat efektif
adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan
dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang
disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut
dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya,
ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan
atau yang dituliskan.
Supaya kalimat
yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur
kalimat-kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya,
unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya,
unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan
keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan
kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim,1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai
kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini
disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur,
kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca
sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak
efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat
efektif dengan segala permasalahannya.
1.
Memahami pengertian Kalimat Efektif
2.
Memahami ciri-ciri dan contoh Kalimat Efektif
3.
Memahami jenis kesalahan dalam
menyusun kalimat efektif dan pembetulannya
4.
Memahami hal yang
mengakibatkan suatu tuturan menjadi kurang efektif
5.
Memahami pengertian dan contoh Kalimat Turunan ?
Adapun manfaat penulisan adalah sebagai berikut :
1.
Memberikan informasi kepada pembaca tentang Kalimat Efektif
2.
Memberikan informasi kepada pembaca tentang fungsi
kalimat Efektif
3.
Sebagai ajang berfikir ilmiah dan kreatif bagi penulis dan pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah
kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya secara tepat
sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam
hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau
pikiran pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran
penulis atau pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami
pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh
penulis atau pembicaranya.
II.2.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif dan Contoh
II.2.1.
Kesepadanan
Suatu kalimat efektif
harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek
(O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam
pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
·
Budi
(S) pergi (P) ke kampus (KT). (Tidak
Menjamakkan Subjek)
Contoh:
·
Tomi
pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan
(efektif)
II.2.2.
Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat
efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
·
Mahasiswa
perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak
efektif).
Mahasiswa yang kuliah
di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).
II.2.3.
Kehematan
Kehematan dalam kalimat
efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk
lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal
ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat.
Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan
penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat
pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu
kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang
berbentuk jamak.
Contoh:
·
Karena
ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena
tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
·
Dia
sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia
sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)
II.2.4.
Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa
ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan
ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan
yang logis/masuk akal.
Contoh:
·
Untuk
mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk
menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
II.2.5.Kesatuan
atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan
di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga
informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele
dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola
aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat
pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu
menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata
kerja dan objek penderita.
Contoh:
·
Kita
harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah
terlanjurmeninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan
kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan.
(efektif)
·
Makalah
ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah
ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)
II.2.6.
Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau
kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam
kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan
verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat
berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
·
Kakak
menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak
menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
·
Harga
sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga
sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
II.2.7.
Ketegasan
Ketegasan atau
penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat.
Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu
di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
·
Harapan
kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain,
kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
·
Presiden
mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang
ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat
membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)
b. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
·
Bukan
seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi
berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)
c. Melakukan pengulangan kata
(repetisi).
Contoh:
·
Cerita
itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide
yang ditonjolkan.
Contoh:
·
Anak
itu bodoh, tetapi pintar.
e. Mempergunakan partikel penekanan
(penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
·
Dapatkah
mereka mengerti maksud perkataanku?
·
Dialah
yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.
II..3.
Kesalahan dalam Menyusun Kalimat Efektif
dan Pembetulannya
II.3.1. Pleonastis
Pleonastis atau
pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya
tidak perlu. Contoh-contoh kalimat yang mengandung kesalahan pleonastis antara
lain:
·
Banyak
tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.
Kalimat ini
seharusnya : Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.
·
Kita
harus saling tolong-menolong.
Kalimat ini
seharusnya : Kita harus saling menolong, atau Kita seharusnya tolong-menolong.
II.3.2.
Kontaminasi
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi
dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
·
Fitur
terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
Kalimat tersebut akan
menjadi lebih efektif apabila akhiran –nya dihilangkan. Sehingga menjadi :
·
Fitur
terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
II.3.3.
Salah pemilihan kata
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata
dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
·
Saya
mengetahui kalau ia kecewa.
Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia
kecewa.
II.3.4.
Salah nalar
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita
lihat pada kalimat berikut ini:
·
Bola
gagal masuk gawang.
Seharusnya: Bola tidak masuk gawang.
II.3.5.
Pengaruh bahasa asing atau daerah (interferensi)
Bahasa Asing
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena
terpengaruh bahasa asing terlihat pada kalimat berikut:
·
Saya
tinggal di Semarang di mana ibu saya
bekerja.
Kalimat ini bisa jadi mendapatkan
pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat berikut:
I live in Semarang where my mother
work
Dalam
bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Saya tinggal di Semarang tempat ibu
saya bekerja.
Bahasa daerah
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena
terpengaruh bahasa daerah dapat kita lihat pada kalimat berikut:
·
Anak-anak
sudah pada datang.
Dalam
bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Anak-anak sudah datang.
Contoh lain pengaruh bahasa daerah, khususnya bahasa
Jawa, juga dapat kita lihat pada kalimat berikut. Penulis menemukan contoh ini
dari sebuah rubrik di tabloid anak-anak Yunior.
·
Masuknya keluar mana? (Jawa: Mlebune metu endi?)
Kita
sebaiknya mengganti kalimat tersebut dengan: Masuknya lewat mana?
II.3.6.
Kata depan yang tidak perlu
Sering kali kita membuat kalimat yang mengandung kata
depan yang tidak perlu seperti pada kalimat berikut:
Contoh :
·
Di
program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Agar menjadi efektif, sebaiknya kita
menghilangkan kata depan di, sehingga kalimatnya menjadi:
Program
ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
II.4.
Hal yang Mengakibatkan Suatu Tuturan Menjadi Kurang Efektif
Ada beberapa hal yang mengakibatkan suatu tuturan menjadi
kurang efektif, antara lain
II.4.1. Kurang padunya kesatuan
gagasan.
Setiap tuturan
terdiri atas beberapa satuan gramatikal. Agar tuturan itu memiliki kesatuan
gagasan, satuan-satuan gramatikalnya harus lengkap dan mendukung satu ide
pokoknya. Kita bisa melihat pada contoh berikut:
Program
aplikasi MS Word dapat Anda gunakan sebagai pengolah kata. Dengan program ini
Anda dapat melakukan berbagai aktivitas perkantoran seperti mengetik surat atau
dokumen. MS Word adalah produk peranti lunak keluaran Microsoft.
Kalimat-kalimat
pada contoh tersebut tidak mempunyai kesatuan gagasan. Seharusnya setelah
diungkapkan gagasan tentang “fungsi MS Word” pada kalimat pertama, diungkapkan
gagasan lain yang saling bertautan.
II.4.2. Kurang ekonomis pemakaian
kata.
Ekonomis dalam berbahasa berarti penghematan pemakaian
kata dalam tuturan. Sebaiknya kita menghindari kata yang tidak diperlukan benar
dari sudut maknanya, misalnya:
·
membicarakan
tentang transmigrasi
Seharusnya: membicarakan
transmigrasi
·
sudah
pada tempatnya apabila
Seharusnya: sudah selayaknya apabila
·
Depresi
ekonomi bukan hanya dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah, tetapi juga
dirasakan oleh kelompok elite pribumi.
Seharusnya: Depresi ekonomi dirasakan
oleh kaum pribumi lapisan bawah dan kelompok elite.
Atau: Depresi ekonomi dirasakan kaum
pribumi di semua lapisan.
II.4.3. Kurang logis susunan
gagasannya.
Tulisan dengan susunan gagasan yang kurang logis dapat
kita lihat pada contoh berikut:
Karena
zat putih telurnya itulah maka telur dan dagingnya ayam itu sangat bermanfaat
untuk tubuh kita. Semua makhluk dalam hidupnya memerlukan zat putih telur,
manusia untuk melanjutkan hidupnya perlu akan zat putih telur.
Kita dapat membuat
tulisan itu menjadi efektif seperti berikut:
Semua
makhluk hidup memerlukan zat putih telur yang berasal dari telur dan daging
ayam. Manusia adalah makhluk hidup. Jadi, manusia memerlukan zat putih telur
yang berasal dari telur dan daging ayam untuk melanjutkan hidupnya. Dapat
dikatakan bahwa telur dan daging ayam sangat bermanfaat bagi tubuh.
II.4.4. Pemakaian
kata-kata yang kurang sesuai ragam bahasanya.
Pemakaian bahasa tidak
baku hendaknya dihindari dalam ragam bahasa keilmuan.
·
Penulis
menghaturkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Gatot A.S atas bimbingannya
dalam menyelesaikan buku ini.
·
Sehubungan
dengan hal itu Takdir Alisyahbana bilang bahwa hal bahasa Indonesia dapat
menjadi bahasa internasional.
Pemakaian kata
menghaturkan dan bilang tidak tepat untuk ragam bahsa keilmuan, sehingga
kata-kata tersebut sebaiknya diganti dengan mengucapkan dan mengatakan.
II.4.5. Konstruksi yang bermakna
ganda.
Suatu kalimat dipandang dari sudut tata bahasanya mungkin
tidak salah, namun kadang-kadang mengandung tafsiran ganda (ambigu) sehingga
tergolong kalimat yang kurang efektif. Kalimat yang memiliki makna ganda dapat
kita lihat pada kalimat-kalimat:
·
Istri
kopral yang nakal itu membeli sepatu.
Unsur yang nakal itu menerangkan
istri atau kopral ? Jika yang dimaksud nakal adalah istri, maka kalimat itu
seharusnya menjadi:
Istri yang nakal kopral itu membeli
sepatu.
·
Penyuluh
menerangkan cara beternak ayam baru kepada para petani.
Kata baru pada kalimat itu
menerangkan kata ayam atau cara beternak? Jika kata baru menerangkan cara
beternak, kalimat itu menjadi lebih baik seperti kalimat berikut:
Penyuluh menerangkan cara baru
beternak ayam kepada para petani.
II.4.6. Penyusunan kalimat yang
kurang cermat.
Penyusunan yang kurang cermat dapat mengakibatkan nalar
yang terkandung di dalam kalimat tidak runtut sehingga kalimat menjadi kurang
efektif.
·
Tugas
kemanusiaan dalam suatu jabatan ialah untuk mengelola sejumlah manusia
memerlukan keprihatinan serta dedikasi yang tangguh.
Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti
berikut:
Tugas
kemanusiaan dalam suatu jabatan, yakni pengelolaan sejumlah manusia, memerlukan
keprihatinan serta dedikasi yang tangguh.
Tugas kemanusiaan dalam suatu
jabatan ialah pengelolaan sejumlah manusia. Hal ini memerlukan keprihatinan dan
dedikasi yang tangguh.
II.4.7. Bentuk kata dalam perincian
yang tidak sejajar.
Dalam kalimat
yang berisi perincian, satuan-satuan dalam perincian itu akan lebih efektif
jika diungkapkan dalam bentuk sejajar. Jika dalam suatu kalimat perincian satu
diungkapkan dalam bentuk kerja, benda, frasa, maupun kalimat, perincian lainnya
juga diungkapkan dalam bentuk kerja, benda, frasa, maupun kalimat juga
(sejajar).
Contoh kalimat yang
perinciannya tidak sejajar:
·
Kegiatan
penelitian meliputi pengumpulan data, mengklasifikasikan data, dan menganalisis
data.
Seharusnya:
Kegiatan penelitian meliputi
pengumpulan data, pengklasifikasian data, dan penganalisisan data.
·
Dengan
penghayatan yang sunguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup bermasyarakat
dengan selaras, serasi, dan seimbang.
Seharusnya:
Dengan menghayati secara
sunguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup bermasyarakat dengan selaras,
serasi, dan seimbang.
Atau:
Dengan penghayatan yang
sungguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup bermasyarakat dengan selaras,
serasi, dan seimbang.
II.5.
Kalimat Turunan
Kalimat Turunan adalah Kalimat non inti merupakan
hasil proses dari mentransformasikan Kalimat Inti. Sebuah kalimat inti dapat
ditransformasikan menjadi kalimat transformasi atau kalimat luas dengan
mengubah ciri-cirinya, tetapi dengan tetap mempertahankan kata pada S dan P
sebagai intinya.
Ciri-ciri
dari kalimat turunan:
·
Bersusun / majemuk.
·
Tidak sempurna, elips.
·
Berbentuk pertanyaan atau perintah.
·
Bersifat medial, pasif dan negatif.
A. Kalimat Inti: Kakak membaca majalah.
Kalimat-kalimat di bawah ini merupakan hasil transformasi dari kalimat tersebut.
a.
Kakak membaca majalah?
b.
Kakak membaca majalah tadi.
c.
Kakak saya yang paling tua membaca
majalah tadi.
d.
Kakak tidak membaca majalah.
e.
Membaca majalah, kakak.
f.
Kakak membaca majalah saat hujan
turun dengan deras.
Kalimat a sampai dengan f merupakan kalimat hasil transformasi dari
kalimat A kakak membaca majalah. Jika diperhatikan kalimat a sampai dengan f, memiliki inti S dan P yang sama dengan
kalimat A, S masih tetap diisi kata kakak
dan P diisi oleh kata membaca.
BAB
III
PENUTUP
III.1.
Kesimpulan
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang di susun menurut pola struktur yang
benar sesuai dengan situasi yang menyertainya. Perhatikan contoh kalimat
berikut :
a. Mereka menyelesaikan dengan meyakinkan dan
baik serta dengan sangat memuaskan semua soal-soal ujian dalam waktu Sembilan
puluh menit.
Kalimat di atas berubah menjadi :
b. Mereka menyelesaikan dengan baik semua
soal-soal ujian dengan waktu Sembilan puluh menit.
2. Sebuah
kalimat efektif haruslah di susun secara sadar untuk mencapai daya informasi
yang di inginkan oleh penulis terhadap pembacanya.
3. Persyaratan-persyaratan yang perlu di
perhatikan dalam membuat kalimat efektif yaitu :
a. Kesepadanan dan kesatuan.
b. Kesejajaran bentuk-bentuk bahasa yang di
pakai.
c. Penekanan untuk mengemukakan ide pokok.
d. Kehematan dalam menggunakan kata.
e. Kevariasian dalam struktur kalimat.
III.2.
Saran
Setelah kami mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
kalimat efektif, ternyata tidak mudah untuk memilih pilihan kata yang tepat,
sehingga membuat kalimat yang kita gunakan bisa menjadi lebih efektif. Dengan
memperhatikan syarat syarat untuk membuat kalimat efektif seperti gramatikal,
pilihan kata, penalaran, dan keserasian, yang syarat-syarat tersebut harus
diterapkan untuk menyusun kalimat yang efektif. Sehingga kita dapat mengetahui
kalimat mana yang lebih efektif untuk digunakan dalam situasi tertentu.
Saran kami, agar tugas Dasar-Dasar Menulis yang membahas
tentang kalimat efektif ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pembaca.
Sehingga pembaca dapat mengerti apa saja syarat-syarat yang diperlukan untuk
membentuk suatu kalimat efektif.
DAFTAR
PUSTAKA